Tayangan halaman minggu lalu

Senin, 18 Januari 2010

Cinta Kepada Sang Perawan

Cinta Kepada Sang Perawan

Benang itu tak jua dapat aku sambung…
Meski tetesan darahku alat penyambungnya…
Kau lepas…
Bebas…
Terbang melayang membawa hatiku...
Tak peduli ketika pedih menderaku...

Kau bidadari kematian...
Hadir tawarkan sianida tentang cinta...
Datang dan berlalu begitu saja...
Sayatkan kesepian...

Sepasang sayapku telah patah...
Aku tak lagi bisa mengepak...
Menggapaimupun ku lumpuh kini...

Telaga bukan tempatku berlari...
Hanya jemarimu buatku mampu untuk berdiri
Tetapi mengapa kau hendak pergi?
Tak adakah lagi hati?
Tak adakah lagi cinta?
Setitikpun aku kan terima...
Asalkan jiwamu rela...
Menerima jiwaku yang durhaka...

Sembari tersenyum kau hujamkan rasa...
Cendawan yang begitu memabukkanku...
Aku terpesona olehmu...

Kau pemenang hatiku...
Dan bukan aku jawaranya...
Kau penguasa jiwaku...
Dan bukan aku pemilikmu...

Kau malaikat putra Allah...
Sedangkan aku bukan..
Kau kesatria sedangkan aku hanyalah hamba...
Dunia kita berbeda...

Langit hitam lambangkan kegelapan...
Menyeruak tepikan kesepian...
Mata berlinang wakilkan kepedihan...
Tertunduk dan terisak...

Aku datang sayang...
Aku datang dengan penuh cinta...
Tapi mengapa hanya kabut keraguanmu yang menyala...?
Menghardik, mengusirku masuk ke dimensi kesunyian...
Aku rindu pelukmu...
Aku rindu cintamu...
Dengarkah olehmu??



AyEx'08

1 komentar:

  1. saat benang itu tersambung
    aku tak dapat berbuat apa apa
    aku kembali jatuh cinta
    wajahnya membuatku terus mengaguminya walau aku sudah punya pujaan hati
    karena aku sudah menunggunya selama 10 tahun
    saat ia kembali dan membuka hatinya untukku
    hasrat yang lama terpandam itu memaksa keluar dari hatiku
    hasrat yang sudah kupandam dalam dalam
    meledak keluar dan merusak otakku
    aku tak dapat berbuat apa apa kecuali menerimanya kembali
    sehingga aku tak dapat lagi memilih
    dan mau tidak mau aku harus menerima keduanya

    BalasHapus